Selasa, 22 April 2014

Dua Figur Ini Kata Yenny Wahid Bisa Satukan Partai Islam

Siapa nama yang disebut putri presiden RI ke-4 itu?

Ketua Umum PKBIB Yenny Zannuba Wahid
Ketua Umum PKBIB Yenny Zannuba Wahid (ANTARA/Saptono)
Usai Pemilu legislatif, sejumlah partai politik mengajukan wacana koalisi agar dapat mengajukan calon presiden dan wakil presidennya masing-masing. Tak terkecuali partai-partai yang berhaluan Islam seperti Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Bulan Bintang.

Putri Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid, menilai koalisi antar partai Islam harus diakomodir. Sebab, menurutnya hal itulah yang dapat menjaga keseimbangan politik di Indonesia. 

"Koalisi antar partai Islam dan semuanya harus diakomodir. Ini supaya ada kestabilan dan keseimbangan politik," ujarnya di Jakarta Pusat, Senin malam, 21 April 2014.

Ia juga menyatakan, bahwa partai-partai Islam tersebut hanya memerlukan kehadiran seorang figur pemersatu untuk membuat koalisi Islam itu terjadi. 

"Koalisi bisa dilakukan selama ada figur yang bisa mempersatukan, dan sebenarnya sekarang ada banyak figur yang bisa mempersatukan partai Islam, contohnya Pak Jusuf Kalla, Pak Mahfud MD," ujar Yenny. 

Yenny juga mengatakan, bahwa sekarang hanya tinggal kemauan dari partai-partai Islam tersebut saja yang akan membuat koalisi itu terjadi. "Sekarang tinggal partai-partai Islamnya saja, mau tidak mencalonkan (presiden) sendiri," tuturnya.

Gus Durian belum tentukan pilihan

Hingga Pileg berakhir, pengikut setia Gus Dur atau biasa disebut Gus Durian, belum menentukan sikap mengenai siapa capres dan cawapres yang akan didukungnya pada Pemilihan Presiden pada 9 Juli 2014 mendatang. 

Menurut Yenny Wahid, pihaknya akan menunggu terbentuknya konfigurasi dari pasangan capres dan cawapres sebelum memastikan dukungan. "Kita (Gus Durian) belum menentukan dukungan. Nanti kita akan tentukan sikap setelah ada konfigurasi dari capres dan cawapres," ujarnya.

Dikatakan Yenny, Gus Durian sengaja menunggu pembentukan konfigurasi capres dan cawapres sebelum menentukan dukungan karena pihaknya ingin memastikan Indonesia dipimpin oleh tim yang kuat.

"Tidak bisa hanya capres saja. Tantangannya besar sehingga tidak cukup dengan presiden yang kuat, tapi juga wakil presiden yang kuat. Harus dengan tim yang kuat," ucap Yenny.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar